Lidah ini makin terasah berkata dusta
makin tajam, makin berbisa
aku tak tahu siapa empu yang menempaku
apakah sekolah, atau kuliah?
atau aku sedari dulu memang begitu?
Otak ini makin cerdas berpikir culas
makin licik, makin picik
aku tak tahu siapa guru yang mengajarku
apakah sekolah, atau kuliah?
atau aku sedari dulu memang begitu?
Yang kutahu, batin ini makin terhimpit,
makin terjepit
yang kutahu, aku makin merasa sakit
yang kutahu, aku mulai menjerit
Read More...
Sunday, May 25, 2008
Saturday, April 5, 2008
Tut Wuri Handayani
Yang di belakang memberi dorongan
Agar yang depan selalu bertahan
Agar yang tengah tak mudah kalah
Yang di belakang memberi dorongan
Yang di belakang selalu terbelakang
Yang di belakang selalu tertinggal
Yang di belakang selalu terseret
Yang di belakang tak maju-maju
Yang di belakang cuma ikutan
Yang di belakang enggan berkembang
Yang di belakang,
Enggan pindah ke depan
Enggan jadi yang terdepan
Enggan jadi panutan
Enggan jadi teladan
Yang di belakang,
Nyaman cuma jadi pengikut
Puas selalu dapat kentut! Read More...
Agar yang depan selalu bertahan
Agar yang tengah tak mudah kalah
Yang di belakang memberi dorongan
Yang di belakang selalu terbelakang
Yang di belakang selalu tertinggal
Yang di belakang selalu terseret
Yang di belakang tak maju-maju
Yang di belakang cuma ikutan
Yang di belakang enggan berkembang
Yang di belakang,
Enggan pindah ke depan
Enggan jadi yang terdepan
Enggan jadi panutan
Enggan jadi teladan
Yang di belakang,
Nyaman cuma jadi pengikut
Puas selalu dapat kentut! Read More...
Monday, March 31, 2008
JIL
Atas nama akal pas-pasan
Ketetapan Tuhan dipermainkan
Seakan pahala dan dosa
Sepenuhnya ditetapkan manusia
Seakan bagian tubuh berkehendak sendiri
Mana bisa kusebut putih,
Bila itu memang hitam
Kau pun pastilah menatap biru langit sebagai biru,
Hijau daun sebagai hijau
Menatap darah sebagai merah
Mana bisa hati dibohongi,
Bahkan oleh diri sendiri
Meski untuk justifikasi Read More...
Ketetapan Tuhan dipermainkan
Seakan pahala dan dosa
Sepenuhnya ditetapkan manusia
Seakan bagian tubuh berkehendak sendiri
Mana bisa kusebut putih,
Bila itu memang hitam
Kau pun pastilah menatap biru langit sebagai biru,
Hijau daun sebagai hijau
Menatap darah sebagai merah
Mana bisa hati dibohongi,
Bahkan oleh diri sendiri
Meski untuk justifikasi Read More...
FPI
Yang pertama kulihat adalah api membara
menyala di mata mereka!
menyala di kepala!
Membakar jidat hingga menghitam legam
Membakar urat leher hingga meregang
Selalu lantang meneriakkan nama Tuhan dengan garang
Membakar darah hingga bergolak menggelegak
Mengalir deras ke kepalan tangan
Erat memegang parang dan pedang
Buas menghadang segala penghadang
Mereka namakan: kemaksiatan
Tidak ada kata saudara bagi Sang Pendosa
Makhluk dengan iman sebutir pasir di sahara
setitik buih di samudera
Mereka namakan: kafir Read More...
menyala di mata mereka!
menyala di kepala!
Membakar jidat hingga menghitam legam
Membakar urat leher hingga meregang
Selalu lantang meneriakkan nama Tuhan dengan garang
Membakar darah hingga bergolak menggelegak
Mengalir deras ke kepalan tangan
Erat memegang parang dan pedang
Buas menghadang segala penghadang
Mereka namakan: kemaksiatan
Tidak ada kata saudara bagi Sang Pendosa
Makhluk dengan iman sebutir pasir di sahara
setitik buih di samudera
Mereka namakan: kafir Read More...
Pejabat Penjahat
Pejabat bangsat bikin aku melarat
Bertahun berpeluh keringat
Hidup hanya serasa sekarat
Pejabat bangsat bajingan keparat
Tak ada beda binatang pengerat
Biar perutmu membusuk muncrat
Pejabat bejat raja maksiat
Bertingkah seolah malaikat
Biar anumu dirubung lalat
Duniamu nikmat hanya sesaat
Sumpah serapahku sampai akhirat
Kau bertemu iblis laknat Read More...
Bertahun berpeluh keringat
Hidup hanya serasa sekarat
Pejabat bangsat bajingan keparat
Tak ada beda binatang pengerat
Biar perutmu membusuk muncrat
Pejabat bejat raja maksiat
Bertingkah seolah malaikat
Biar anumu dirubung lalat
Duniamu nikmat hanya sesaat
Sumpah serapahku sampai akhirat
Kau bertemu iblis laknat Read More...
Saturday, March 15, 2008
Adzan Subuh
Samar kudengar
dalam setengah sadar
tapi tubuhku terlalu lelah
atau imanku terlalu lemah
bahkan tuk sekedar membuka
kelopak mata Read More...
dalam setengah sadar
tapi tubuhku terlalu lelah
atau imanku terlalu lemah
bahkan tuk sekedar membuka
kelopak mata Read More...
Friday, March 14, 2008
Beri Aku Pagi
Beri aku pagi!
aku ingin segera bernyanyi,atau berlari
mandi cahaya matahari
Malam ini terlalu panjang
kuhanya bisa mengutuk kantuk
yang tak kunjung datang Read More...
aku ingin segera bernyanyi,atau berlari
mandi cahaya matahari
Malam ini terlalu panjang
kuhanya bisa mengutuk kantuk
yang tak kunjung datang Read More...
Wednesday, February 27, 2008
Musim Hujan di Sindangheula
kabut turun meniti daun-daun
dihembus angin memeluk dingin
langit menangis,merintik gerimis
tanah-tanah basah
sawah-sawah diolah
kebun-kebun menghijau
ibu-ibu risau
sepanjang hari menanti cahaya matahari
lemah menembus mendung menggantung
tapi selalu ada senyum petani
menanam padi dengan hati Read More...
dihembus angin memeluk dingin
langit menangis,merintik gerimis
tanah-tanah basah
sawah-sawah diolah
kebun-kebun menghijau
ibu-ibu risau
sepanjang hari menanti cahaya matahari
lemah menembus mendung menggantung
tapi selalu ada senyum petani
menanam padi dengan hati Read More...
Pergi
bila saatnya tiba,
aku akan pergi dengan senang hati
dengan diam-diam di tengah malam
menyelinap dalam gelap
dalam senyap
dalam lelap
hingga tak seorang tahu,
tak seorang menyadari Read More...
aku akan pergi dengan senang hati
dengan diam-diam di tengah malam
menyelinap dalam gelap
dalam senyap
dalam lelap
hingga tak seorang tahu,
tak seorang menyadari Read More...
Tuesday, February 12, 2008
Belum Ada Judul
lembut suaramu, terlalu lirih untuk bisa kudengar
pasti hilang ditelan debar hati yang menggelegar
tapi kau tak dengar
dan ketika aku terdiam,
itu karena berjuta kata membungkam
hanya hati bergemuruh menderu
tapi kau tak tahu Read More...
pasti hilang ditelan debar hati yang menggelegar
tapi kau tak dengar
dan ketika aku terdiam,
itu karena berjuta kata membungkam
hanya hati bergemuruh menderu
tapi kau tak tahu Read More...
Wednesday, January 16, 2008
Sajak Pohon
di bawah terik yang mencekik,
reranting kering
daun-daun menguning
batang kerontang
akar yang lapar
meresap dalam gelap
mencari air dalam getir
memburu hara dalam lara
mencoba tetap tegak
tumbuh berikan teduh
berbuah berikan berkah
lalu gugur jadi penyubur Read More...
reranting kering
daun-daun menguning
batang kerontang
akar yang lapar
meresap dalam gelap
mencari air dalam getir
memburu hara dalam lara
mencoba tetap tegak
tumbuh berikan teduh
berbuah berikan berkah
lalu gugur jadi penyubur Read More...
Mawar Di Antara Belukar
Karena kau yang paling mekar di antara belukar
Aku pasti menggenggammu dengan hati meski penuh onak duri Read More...
Aku pasti menggenggammu dengan hati meski penuh onak duri Read More...
Kakakku
Ibu yang mengandung rindu
dari matanya mengalir doa
tunggu hingga tiba waktu
saat rahimmu berdenyut menggoda
kau kan merasa juga! Read More...
dari matanya mengalir doa
tunggu hingga tiba waktu
saat rahimmu berdenyut menggoda
kau kan merasa juga! Read More...
Mungkin Sisa Cinta 2
Kau hadir di antara mimpi dan imaji
pantas saja aku masih merasa sepi Read More...
pantas saja aku masih merasa sepi Read More...
Mungkin Sisa Cinta 1
Di antara reruncing jarum jam dinding
kau masih berdetak di jantungku Read More...
kau masih berdetak di jantungku Read More...
Menuju Cahaya
aku takkan berkelit dari rasa sakit
mahkota duri yang melilit
karena dengannya kutuju cahaya di ujung langit Read More...
mahkota duri yang melilit
karena dengannya kutuju cahaya di ujung langit Read More...
Ayah
Pena dan cangkul yang kau genggam
tidak cukup tajam tuk menghantam dunia yang kian kejam
Pun tubuh yang makin rapuh
tak cukup tangguh taklukkan dunia yang kian angkuh
Tapi kau tetap garang menerjang segala rintang
tetap tegar mengejar semua angan Read More...
tidak cukup tajam tuk menghantam dunia yang kian kejam
Pun tubuh yang makin rapuh
tak cukup tangguh taklukkan dunia yang kian angkuh
Tapi kau tetap garang menerjang segala rintang
tetap tegar mengejar semua angan Read More...
Sajak Kehidupan
Kelahiran
aku terlahir dari rahim bidadari
diharapkan jadi penjemput mimpi
lalu dimandikan cahaya purnama
ditimang dengan doa
Masa Kecil
langit penuh pelangi
bumi penuh kinanti
teman-teman dan para guru
mainan dan buku-buku Read More...
aku terlahir dari rahim bidadari
diharapkan jadi penjemput mimpi
lalu dimandikan cahaya purnama
ditimang dengan doa
Masa Kecil
langit penuh pelangi
bumi penuh kinanti
teman-teman dan para guru
mainan dan buku-buku Read More...
Friday, January 4, 2008
Belum Ada Judul
semburat jingga masih tergambar di kaki langit yang membara
riuh ombak masih terdengar, berebut mengecup bibir pantai
basahi butir-butir pasir yang terinjak lembut telapak kakimu
angin masih betah membelai rambutmu yang indah,
yang berkibar-kibar,
sesekali mengelus pipimu yang kemerahan,
sesekali melintasi matamu yang masih pandangi langit itu,
sesekali menampar halus mukaku
yang masih terdiam di sampingmu
menunggu datang huruf demi huruf
untuk kueja menjadi kata Read More...
riuh ombak masih terdengar, berebut mengecup bibir pantai
basahi butir-butir pasir yang terinjak lembut telapak kakimu
angin masih betah membelai rambutmu yang indah,
yang berkibar-kibar,
sesekali mengelus pipimu yang kemerahan,
sesekali melintasi matamu yang masih pandangi langit itu,
sesekali menampar halus mukaku
yang masih terdiam di sampingmu
menunggu datang huruf demi huruf
untuk kueja menjadi kata Read More...
Cinta Sederhana
jika kau benar-benar ingin mencinta,
tunggu sampai aku sederhana, biasa dan apa adanya
selama aku masih mencoba tampil sempurna
pasti masih ada dusta yang membuatku jadi hina,
yang bisa membuat cintamu binasa! Read More...
tunggu sampai aku sederhana, biasa dan apa adanya
selama aku masih mencoba tampil sempurna
pasti masih ada dusta yang membuatku jadi hina,
yang bisa membuat cintamu binasa! Read More...
Penebusan Dosa
luka yang coba kau sembunyikan
masih terbaca dari matamu yang berkaca
sedalam itukah aku menggoresnya?
jika dendam satu-satunya kata yang tersisa
dari kamus yang terhapus,
aku akan diam meski seribu pisau merajam Read More...
masih terbaca dari matamu yang berkaca
sedalam itukah aku menggoresnya?
jika dendam satu-satunya kata yang tersisa
dari kamus yang terhapus,
aku akan diam meski seribu pisau merajam Read More...
Negeri Air Mata
luka yang menganga di bumi negeri ini kini makin parah dan bernanah
bersama air mata dan darah mengalir menjadi banjir
yang merendam jiwa-jiwa lara yang kian lara
menjadi gelombang yang menerjang sukma-sukma yang meradang
meluap menjadi lumpur yang belum lelah menggempur
menggunung menjadi longsor menimbun tubuh-tubuh yang terlanjur rapuh Read More...
bersama air mata dan darah mengalir menjadi banjir
yang merendam jiwa-jiwa lara yang kian lara
menjadi gelombang yang menerjang sukma-sukma yang meradang
meluap menjadi lumpur yang belum lelah menggempur
menggunung menjadi longsor menimbun tubuh-tubuh yang terlanjur rapuh Read More...
M
Aku tahu kau selalu cantik di balik anggun kerudungmu itu
lalu mengapa kau telanjang?
menantang pedang yang berkilat di mata yang jalang?
ah, sayang...
kau sendiri yang menyulut birahi,
maka tak perlu kau menangis waktu terbakar dengan bengis
karena air mata tak mampu memadamkannya
tak perlu kau berlari mengejar lelaki
karena dia yang memendam cinta pasti datang membawa mahkota
dan singgasana
mengucapkan salam di beranda hati
tapi mengapa kau malah pergi? Read More...
lalu mengapa kau telanjang?
menantang pedang yang berkilat di mata yang jalang?
ah, sayang...
kau sendiri yang menyulut birahi,
maka tak perlu kau menangis waktu terbakar dengan bengis
karena air mata tak mampu memadamkannya
tak perlu kau berlari mengejar lelaki
karena dia yang memendam cinta pasti datang membawa mahkota
dan singgasana
mengucapkan salam di beranda hati
tapi mengapa kau malah pergi? Read More...
Subscribe to:
Posts (Atom)