Aku tahu kau selalu cantik di balik anggun kerudungmu itu
lalu mengapa kau telanjang?
menantang pedang yang berkilat di mata yang jalang?
ah, sayang...
kau sendiri yang menyulut birahi,
maka tak perlu kau menangis waktu terbakar dengan bengis
karena air mata tak mampu memadamkannya
tak perlu kau berlari mengejar lelaki
karena dia yang memendam cinta pasti datang membawa mahkota
dan singgasana
mengucapkan salam di beranda hati
tapi mengapa kau malah pergi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
"M", seorang gadis manis yg sempat kukagumi. dia teman kursus bahasa inggris waktu aku kelas 2 SMA.
cantik, manis, anggun, lembut, pintar, ramah dan berjilbab.
setelah kursus selesai, lama tak jumpa dengannya.
suatu hari, aku seperti melihatnya tapi ga pake jilbab, melainkan jeans selutut dan t-shirt hitam ketat.
pertamanya aku tak yakin itu dia. tapi setelah menyapanya, ternyata itu memang "M" yg dulu kukagumi.
awalnya aku kecewa, hingga lahirlah puisi ini.
tapi setelah kuliah, aku makin toleran dan cuek.
sabodo amat, dia mau lepas jilbab kek, lepas baju kek, bahkan menanggalkan seluruh pakaiannya.
kalo memang aku suka or cinta sama seseorang, aku harus menerimanya apa adanya.
i love her just the way she is,
i take her as she is!
Post a Comment